Mengenal Rubella
Rubella atau yang juga dikenal dengan sebutan Campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rubella. Pada umumnya penyakit ini menyerang anak-anak dan remaja. Ditandai dengan ruam-ruam merah pada kulit. Biasanya gejala yang dialami ringan saja, namun bila menyerang ibu hamil, rubella dapat memberikan konsekuensi serius bagi calon bayi yang di kandung si ibu. Rubella pada ibu hamil dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital atau bahkan kematian bayi dalam kandungan. Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung kongenital, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru.
Gejala Rubella
Penderita rubella pada anak-anak biasanya hanya mengalami gejala-gejala yang ringan. Pada umumnya gejala rubella meliputi:
- Demam.
- Hidung tersumbat.
- Tidak nafsu makan.
- Iritasi mata.
- Pembengkakan kelenjar limfa.
- Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki.
- Nyeri sendi
- Sakit Kepala
Rubella Pada Ibu Hamil
Seperti yang telah dijelaskan tadi, infeksi Rubella pada ibu hamil dapat mengakibatkan konsekuensi serius.
Sebagian wanita ada yang telah memiliki kekebalan terhadap virus ini baik yang diperoleh melalui imunisasi maupun kekebalan dari infeksi sebelumnya. Namun bagi yang tidak memiliki kekebalan ini dan terkena rubella, maka dapat menularkan infeksi rubella pada bayi yang dikandungnya.
Rubella dapat menyebabkan cacat lahir yang dikenal sebagai Congenital Rubella Syndrom/CRS (Sindroma Rubella Kongenital). Cacat lahir ini termasuk cacat mental, katarak, tuli dan penyakit jantung bawaan.
Risiko terkena CRS berhubungan dengan usia kehamilan, risiko terutama pada ibu hamil usia kurang dari 5 bulan. Berikut resiko CRS terhadap usia kehamilan ibu.:
- Infeksi rubella ketika usia kehamilan 8-10 minggu, risiko CRS sekitar 90%
- Infeksi rubella ketika usia kehamilan antara minggu ke 11–16, risiko CRS sekitar 10-20%
- Infeksi rubella ketika usia kehamilan antara minggu ke 16-20, risiko CRS minimal
Pengobatan Rubella
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit Rubella. Pengobatan diberikan hanya sebagai supportif, diantaranya:
- Istirahat yang cukup
- Mengkonsumsi makanan bergizi
- Penurun panas seperti Paresetmol dapat diberikan bila mengalami gejala demam atau nyeri kepada dan sendi.
- Minum air yang cukup
- Konsultasikan pada dokter bila gejala tidak membaik.
Wanita hamil harus berkonsultasi dengan dokter jika menderita rubella. Penderita mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk memeriksa apakah bayi mengalami CRS. Untuk menentukan tingkatan cacat lahir biasanya dilakukan pemeriksaan USG.
Pencegahan Rubella
Pencegahan rubella yang paling efektif sat ini adalah dengan vaksinasi. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin ini akan terhindar dari rubella. Wanita yang merencanakan kehamilan yang belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dianjurkan untuk mendapatkan vaksin MMR. Setelah mendapatkan vaksin MMR, harus menunggu minimal 4 minggu sebelum hamil. Sebagai catatan, vaksin ini tidak boleh diberikan bagi wanita yang sedang hamil.
Mulai tahun 2017 Pemerintah Indonesia mulai menerapkan vaksinasi rubella. Vaksin Rubella akan digabung dengan Vaksin Measles dalam bentuk Vaksin MR.
Pelaksanaan kampanye vaksin MR akan menyasar anak usia 9 bulan <15 tahun dan kemudian diikuti dengan pengenalan (introduksi) imunisasi Rubella kedalam program imunisasi nasional memakai vaksin MR menggantikan vaksin campak yang selama ini dipakai. Introduksi vaksin MR ini diberikan pada anak umur 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD/sederajat. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi dalam 2 fase yaitu fase 1 dilaksanakan tahun 2017 di semua Provinsi di Pulau Jawa. Fase 2 dilaksanakan di seluruh provinsi di luar pulau Jawa.
***